Kenangan Cerita Lama

Aku duduk termenung di kamarku. Aku sendirian menatap langit - langit kamarku. Mungkin mataku sudah lelah menatapnya, sampai berkaca - kaca mata ini. Ku beralih kejendela kamarku disebelah kiri. hanya sekedar melirik jendela itu berharap ada udara dingin malam menyusup masuk ke kamarku. Aku merasa pengap. bukan karena kamarku yang memang sempit, tapi karena dadaku telah penuh dengan beban. beban batin. sampai - sampai aku tak sanggup untuk sekadar berdiri menghampiri jendela, dan membukanya.
Aku menatap tembok kamarku yang belum tertutup semen, masih telanjang dengan bata - bata merah yang terkena cor- coran semen yang tidak beraturan. Aku pandangi berkeliling. Membuat kepalaku semakin pusing. Dan terakhir yang menyita pandanganku adalah kalender yang tergantung manis di dinding kamarku itu. " Andai saja waktu bisa ku kembalikan seperti sebelum ini," pikirku dalam hati. Kemudian air hangat keluar di pipiku, mengalir tanpa aku sadari membasahi pipiku. Pilu yang aku rasa saat ini.

Aku sedih sekali malam ini. Malam minggu kelabu bagiku, tepat seminggu setelah valentine tiba.
Aku sedih karena aku baru putus dari pacarku, pacar yang aku anggap cinta matiku. Dan aku sedih dia meninggalkan aku untuk orang lain yang baru dikenal dia. Yang paling membuatku sedih, orang yang baru dia kenal itu adalah sahabat karibku. Ditambah lagi sahabatku itu langsung menghindariku kemudian diam - diam jadian sama teman mantan pacarku itu. Meski bukan mantanku yang akhirnya jadian sama dia, tapi aku tetap saja susah memaafkan dia. Karena teman mantan pacarku itu adalah mantan saudaraku, Gesty.

Akhirnya aku benar - benar putus dengan pacarku itu dan putus persahabatan dengan sahabatku itu. Meski sebelumnya saudaraku sempat menghindariku karena aku lah yang mengenalkan mantan pacarnya itu dengan sahabatku, tapi akhirnya dia merelakannya. Dan mau berteman denganku lagi. Kita masih berteman sampai sekarang. Walau bagaimanapun kita adalah saudara sekandung. Aku nggak mau hanya karena seorang cowok, aku dan dia terpisah.

***

Namaku Ari. Lengkapnya Ari Setiana. Aku sekolah disebuah Sekolah Menengah Kejuruan Negri 1 Rembang. Aku lahir di Rembang, 15 Februari `92. Umurku genap 17 tahun bulan Februauri kemaren. Seminggu setelah hari ulang tahunku itu aku tak punya pacar. Bagus sekali, :D Gak penting! pikirku waktu menyadari itu. Percuma aku menangisi kisah cintaku ini. Aku pun berdiri kembali, mencoba mengikhlaskan bahwa aku tak punya pacar dan sahabat lagi dikota ini, dan aku pikir - pikir apakah dia sahabat yang baik? Memilih seorang pacar tapi putus hubungan dengan teman?

Aku berkata pada diriku sendiri, semoga ada hikmah dibalik ini, Tuhan. Amin

Aku bangun dari tidurku. Yang ku pandangi saat ini adalah jari - jari kakiku. mungkin jelek bagi yang melihatnya, tapi bagiku tak ada yang indah selain kakiku karena banyak diluar sana ada anak - anak yang tidak normal. Tak punya kaki, misalnya. Walaupun kata orang aku kurang cantik, tapi bagiku jika diriku masih bisa bernafas sampai esok hari saat aku bangun tidur, aku masih merasa cantik dan Tuhan mencintai aku.

Dan ku putuskan untuk ikhlas, pasrah padaMU Tuhanku. Aku tak mau terpuruk dalam kesedihan ini. masih ada hari esok, dan esok semoga cerah bagiku.

***

Aku bangun dari tidurku. Ku melihat disebelah kiriku. jendela itu masih tertutup. Aku pun beranjak dari tempat tidur dan membuka jendela itu. Udara segar pagipun menyapaku. Sungguh kenikmatan tersendiri bagiku. Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan menghirup pagi ini dan memperbaiki hari kemaren yang penuh dengan kesedihan.

Aku melihat meja kecil di sebelah kasur lantaiku. " Udah jam 7. Ya Allah, aku bangun kesiangan. Kenapa Ibu tidak membangunkan aku?" aku bertanya pada diriku sendiri. Aku keluar dari kamar dan mendapati rumah sudah sepi. Pasti Ayah sudah pergi ke sawah, atau masih mengurus sapi dibelakang rumah.

Aku masuk kedapur. Masakan sudah matang tersedia. Ibuku memang suka memasak pagi hari sebelum berangkat bekerja. Aku sangat bangga pada Ibuku. Ibu ku yang paling aku sayangi. Aku masuk ke kamar mandi. Mandi. Semoga dengan mandi pikiranku tadi malam cepat hilang. Atau paling nggak luntur sedikit demi sekidit tak apalah. Tubuh sudah basah, tapi pikiran yang semalem og masih ada ya? Malah gak hilang atau berkurang sedikit seperti mauku? Mungkin saja perasaan ku ini terlalu sakit. Makanya tak membuat sedikitpun pikiran semalem hilang dengan cepat, susah! Aku mengeluh pada diriku sendiri.

Tapi dari pada tidak mandi, rasanya beban ini masih saja menyesakkan dadaku. Sungguh membuat aku tak bisa bernafas, sakit! Aku mengambil handuk, lama - lama aku dikamar mandi menghabiskan air dibak mandi ini. Tidak penting! Nanti juga aku isi lagi, :) Aku mengganti kaos lengan panjangku dengan kaos oblong. Celana Jins panjangku, aku ganti dengan celana pendek tiga perempat. lebih santai kayaknya kalo gini.

Aku duduk diruang tengah sambil baca - baca buku. Aku nggak mau memikirkan kejadian yang menyesakkan tadi malam. Tapi kenapa susah sekali?

Aku seperti mayat hidup saja, bawaannya hari ini malas banget ngapa - ngapain. Rasanya hatiku hancur. Tadi malam, Fitri dan Gesty jalan - jalan ke pelabuhan. Tujuan utama sih mau jalan - jalan aja menyegarkan pikiran. Eh malah ketemu sama mantan sahabatku itu sedang pacaran sama mantan pacarnya Gesty. Aku sangat sedih mendengar itu. Gesty malam itu juga langsung telepon aku dan sambil menangis tersedu - sedu. Aku sangat merasa bersalah dengan kejadian itu. Karena aku lah biangnya, aku lah yang mengenalkan sahabatku itu dengan mantan pacar saudaraku itu. Betapa menderitanya aku, aku seperti merasakan betapa sakitnya saudaraku itu tau dengan mata kepalanya sendiri sahabatku itu terang - terangan pacaran didepannya. Dan aku begitu membenci sahabatku itu, diatas tangisku, dia masih bisa menimati indahnya pacaran sama mantan pacar saudaraku itu. Bahkan tak melihat diriku yang sakit karena dia, punya perasaan nggak sih dia? Atau dia memang nggak punya perasaan manusia? Atau perasaannya memang sudah tertutup dengan cinta? Cinta yang bagaimana yang dia maksud dengan merebut mantan pacar saudaraku yang masih dicintainya itu kah? Perasaannya dimakan setan kali. Begitulah pikiranku tentang dia saat ini. Sangat membenci dia.

***

Hari - hari berjalan seperti biasa. Nggak ada yg berubah. Dan nggak ada yang tau kalo aku telah berubah. Berubah menjadi lebih menyendiri dan tertutup. Aku seperti lari dari peradaban. Tapi kelakuan sahabatku itu juga nggak berubah. Aku tau dia sedang bahagia. Dia begitu nggak meilihatku sama sekali. Begitu terpuruknya aku, begitu menderitanya aku saat ini. Sampe pada hari penghabisanku di Rembang tercinta. Aku harus menjalani Prakerin(Praktek Kerja Industri). Aku memilih kota Semarak Kudus dan aku akan berangkat hari minggu besok.

Hari ini aku hanya termenung membereskan semua baju - bajuku yang akan aku bawa ke Kudus besok. Dan apa - apa yang belum aku beli, seperti peralatan mandi. Aku belum beli handuk dan yang lainnya. Di kamarku ini, aku masih disibukkan dengan keberangkanku besok. Ya ampun banyak banget yang harus aku bawa. Tiba - tiba hape disaku celanaku bergetar, ada sms dari Gesty, " Jd g keluar?w dah dipelabuhan ni ma Fitri, dr pd suntuk dirumah."
aku balas," bentar nih msh beres2."

Ku dengar suara motor diparkir didepan rumahku. Aku keluar dari kamarku yang penuh dengan baju - baju berserakkan. Ternyata Kak Mia yang datang kerumahku mengendarai sepeda motornya itu, kemudian masuk tanpa salam, biasa anak satu itu,sukanya main nyelenong aja. Ibuku sampai kaget melihatnya menghambur ke pelukku. kemudian berkata " Dek, ikut kakak yuk! aku mau ngajak kamu pesta. Mau gak?"
Aku terdiam. sebenarnya aku sudah tau kalo malam minggu ini dia akan datang kerumahku dan mengajak aku pesta dirumah calon suaminya. Aku diberi tahu sama temenku yang juga ikut dalam pesta itu. Kak Mia adalah anak Bu Dek ku. kata orang dia hampir mirip denganku. Tapi menurut aku, dia lebih cantik dari padaku.

" Bu lek, boleh ya?" tanya Kak Mia pada Ibuku.
" Katanya mau beli handuk sama kebutuhan mandi kamu Ar, belinya kapan? besok kan kamu akan berangkat Prakerin" tanya Ibu mengingatkan aku. Aku yang terdiam dari tadi melihat satu persatu wajah Kak Mia dan wajah Ibu.

" Tenang aja Bu Lek, saya antar dulu belanja. setelah itu baru deh pesta, gimana Ar?" usul Kak Mia. Dan boleh juga. aku tersenyum tanda mengiyakan usul Kak Mia. Kak Mia langsung memelukku lagi dan menyalami tangan Ibuku kemudian keluar mengambil motornya yg terparkir di halaman depan rumahku. Dasar anak ini selalu saja begitu, nggak berubah.

"Bu, pergi dulu yah..."

Ibuku hanya tersenyum melihat kepergianku dengan Kak Mia. Sebenarnya aku ada rencana dengan Gesty dan Firi dipelabuhan. Malam ini adalah malam terakhir aku di Rembang. Aku ingin menghabiskan waktuku bersama Gesty. Meski besok udah harus berangkat, ada rasa senang tapi ada rasa sedih juga. Padahal Kudus - Rembang itu dekat. Perjalanan hanya 2 jam... tapi rasanya berat meninggalkan Rembang. Malam minggu terakhirku di Rembang, kota tercinta penuh cerita dan kepahitan. Bahkan aku janji pada diriku sendiri, setelah aku lulus dari sekolaku ini aku nggak mau tinggal di Rembang lagi. Aku mau tinggal jauh dari Rembang dan hanya pulang 1 tahun sekali ke Rembang. Doakan semoga bisa. :)

***

Pesta selesai, dan aku sangat ngantuk sekali. Akhirnya aku pulang. Sebelom tidur aku menulis sebuah cacatan harianku.

Sabtu, 2 Mei 2009
I am confused what should I do in this life. Life is like a very heavy burden for me. And I want to live shorter if God will give beauty in heaven there. If I can still live for the second time, I want to be born as the most fortunate people in this world. can enjoy life to the happiness of my own can not imagine it. Can can I do that?It seems not.

Betapa lukanya hatiku setelah kejadian sahabatku itu, dan sekarang aku harus meninggalkan Rembang. Berarti meninggalkan Gesty dan teman - temanku yang lain. Dan air hangat menetes dipipiku dengan sendirinya. Aku sangat rapuh sekali. walaupun aku selalu tampak tersenyum didepan orang.

***

Akhirnya pagi ini aku berangkat. Ku peluk Ibuku, Bapakku dan semua keluarga besarku. Nenekku memberi segala nasehat dan membuatku merasa aku ini masih kecil. Ya ampun, nenekku. Aku tersenyum saja.

" Nanti kalo sudah sampai telpon rumah ya " kata Bapakku.

Aku hanya mengangguk. " Assalamu `alaikum."

Dan pergi lah diriku,

***

Aku sudah ada diKudus. Tepat pukul 10:00 waktu bagian Kudus tepatnya disebuah kamar kos. Aku baringkan tubuhku dikasur dengan spray warna pink. Cewek banget, pikirku. Dan sarung bantal warna biru tua. Nggak serasi, pikirku lagi. Semua becorak bunga - bunga`an. Waduh! Bu kos ni nyidam anak cewek kali, kamar kos ini jadi rasanya cewek banget. Tapi tak apalah, pikirku lagi. Aku hanya tersenyum. Aku kan cewek? Ya wajarlah kalo bu kosku nyediaiin kamar yang dominan dengan cewek. Dasar diriku ini.

Ibu kosku memang sedang hamil, 7 bulan lebih. Moga lahirnya cowok aja. Karena menurutku, cewek itu nyebelin. Nggak bisa di percaya mulutnya, seperti sahabatku itu. Astagfirulloh.... Kenapa semua aku samakan dengan sahabat aku itu?

Aku menghela nafas dalam - dalam. "Kayaknya seumur hidupku, aku akan dihantui rasa bersalah dan sakit hati,"gumamku. Aku pejamkan mataku, dan.....

"Woi! Ngapain lu?" aku kaget sekali. Temanku satu kosku baru datang dan mengagetkan aku.

"Baru datang?" tanyaku.

"Nggak, baru sampai...hahaha.... Kenapa lu merem - merem gitu? Meditasi?" tanya Izzun.

Aku hanya geleng - geleng kepala.

"Mau menghilang. Biar lu nggak bisa lihat aku...hahaha..."kataku.

"Yo rak iso to ya..... Mange Jinny Oh Jinny? hahaha....."

"Kale....hahaha"

Begitulah aku dan temanku itu. Kita bercanda - canda sampai waktu sore sambil merapikan baju - baju yang kita bawa dari Rembang. Setelah itu aku mandi. Segar sekali kalo sudah kena air tubuh ini.

***

Hari pertama Prakerin pun dimulai. Udah bangun pagi banget. Sampai ditempat Prakerin malah belum buka kantornya. Walah ....... kecewa banget deh! Tapi tak apalah dari pada terlambat. Aku dan temanku menunggu didepan kantor. Setengah jam kami menunggu. Akhirnya dibuka juga. Trus karyawan - karyawannya berdatangan. Aku pun siap beraktivitas.

Hari pertama deg - degan banget. Bismillah, aku tarik nafas dalam - dalam. moga tidak terjadi apa - apa. Emang mau diapain ma Pembina??? :))
Ternyata hari pertama cuma nyantai aja. Sambil diceramahin ini - itu. trus facebook-an deh! :)


***


Aku nggak mau kemana - mana. Tapi Izzun ngajak aku main ke tempat kost temen satu kelasku. HADUH! Kalo orang males mau diajak kemanapun susah. Tapi dipaksa juga. Ya sudahlah! Ngikut.


Sepanjang perjalanan aku cuma ngomel - ngomel aja. Izzun sampai geregetan sama aku. :). Biarin deh! Lagian juga orang lagi males diajak keluar ya aku marah lah. Tapi nggak tau deh! Rasanya kalo temen udah ngajak bawaannya nggak tegaan kalo nggak diturutin.


***
1Bulan kemudian
***
"Mbak, Bu Elis-nya ada?" tanya sesorang cowok dengan santun kepada aku dan Izzun yang lagi nyantai didepan komputer server. 
"Ada mas, diatas."jawab Izzun. Cowok itu langsung menuju keatas setelah berpamitan.
" Siapa?" tanya Izzun. "Lumayan"
" Nggak tauk!" jawabku.
Ternyata tuh cowok adalah karyawan yang lagi masa trainning yang dipindah tugaskan ke cabang Kudus. Namanya Aminuddin Ludfi. Tapi dia bilang bisa dipanggil Lutfi aja kok. Dia asli anak Ungaran. Tepatnya nggak tau. Orangnya baik. Orangnya memang lumayan manis. Tapi yang nggak enak lagi dan bikin Izzun kecewa berat adalah dia udah punya pacar. Hah! Dasar!


***
Sebulan kenal mas Ludfi, hem, orangnya baik. Dan dia baru putus sama pacarnya. Alasannya long distance. Tapi menurutku, bullshit! Cowok memang gitu nggak ada yang bisa dipercaya. Ternyata



Di batik OlehAri Setiana Pada 11:53 AM 1 komentar